Tentang ibu ... #curhatku


Sudah beberapa hari ini Ibu menangis terus, tiba-tiba menangis, digoda sedikit akan marah-marah hebat, tidak mau makan, tidak mau minum vitamin, dan tidak berhenti berjalan-jalan mengitari rumah dan pekarangan.


Sebenarnya ibu bingung, berbicara pun sudah pasti takkan didengarkan oleh keluarganya, ia pun binggung mengapa perkataannya jarang didengar. Ia merasa terdengar hanya ketika berdoa, kata mereka "Doa ibu sangat ampuh", sebenarnya kata-kata diatas mungkin iya dan mungkin juga tidak berada di dalam perasaan ibu.
Jujur kami sudah binggung menghadapi ibu dengan cara yang normal, maka kami menghadapinya secara tidak normal, lebih tepatnya secara khusus.

"Ibu tidak tahu apa-apa", kata beliau. Tapi kalau masalah hukum, dimulai dari hukum shalat, sampai tata aturan kehidupan dan cara menyiapkan makanan di atas meja untuk Papa pun, ibu masih mengerti dan sangat paham. Namun, yang membingungkan ibu kadang-kadang menaruh kain sarung di atas meja makan, atau melipat-lipat sajadah di atas piring, mengambil secentong besar air mentah dari kamar mandi untuk diletakkan di atas meja. "Ini buat makan orang yang bekerja nanti", saya hanya melongo dan berkata, "Mana ada yang makan kain?!" kemudian membereskan meja makan sambil diiringi omelan ibu.

Kadang ibu begitu, kadang begini, begini -- kalau sudah berjalan mondar-mandir mengelilingi rumah, entah kelaparan, entah ingin pergi ke suatu tempat. Beliau katakan," ada yang mau jemput saya!" atau "saya mau pulang ke rumah orangtua saya!"

Kami berpikir, bahwa ibu merindukan seseorang, seseorang yang berhubungan dengan sang ibunya ibu. Dan kami mencari-cari di ruang berpikir kami yang terbatas. Siapakah yang mungkin sangat dirindukan ibu saat ini? dan mungkin inilah orang-orangnya :

1. Suaminya
    Ibu mulai merasa kesepian dan binggung, itulah yang kami perhatikan ketika ibu kehilangan suaminya 9-10 tahun yang lalu. Seringkali jikalau teringat ibu akan bernyanyi sendu.

2. Anak-anaknya, terlebih kepada anak keduanya yang sedang sakit sekarang.
  Anak-anak ibu sudah besar, salah satunya perempuan, yang melahirkan saya. Jadi yang saya ceritakan kali ini adalah nenek saya, bukan ibunda yang mengandung saya. Beberapa kali terlihat nenek muram, lalu tiba-tiba menangis sambil berkata "Kangen banget sama anak saya!" kadang-kadang ia katakan " Kangen ibu saya, sudah hampir meninggal, sudah sakit keras!"

Entahlah, karena nenek sudah pikun, nama saya pun dia lupa, padahal saat kecil ia ingat sekali kapan saya harus pulang main di kolam renang karena kelamaan berenang.

Ahh nenek,
Hampir setahun ini beliaulah yang mengajarkan saya kesabaran, dimulai dari celotehnya yang tak sesuai dengan tata bahasa apapun, panggilan nama yang tak pernah sesuai, keinginannya terus berkeliling rumah sampai ketiduran di awal maghrib dan kembali terbangun tengah malam. Keinginannya untuk bertemu ibunya yang sudah meninggal di umur saya masih 1 tahun, dan kesibukannya membungkus pakaian-pakaiannya dan pakaian apa saja dengan sarung bantal atau sarungnya. "buat pulang!" katanya.
Wallahu'alam dengan apa yang dipikirkannya.

Semoga nenek sehat selalu, semoga bisa bertemu dengan anak yang dirinduinya. Aamiin ya Rabb al-Alamiin

nb: niat saya semoga ikut didoakan agar nenek sehat selalu ^^
      terimakasih ^^