Why Economics feels so in Hard Way?
Alhamdulillah, kuliah sudah berjalan selama 2 bulan dan saya bersyukur sekali masih bisa bersemangat, hihi ^^"
2 Matkul Ekonomi, Pengantar Akutansi Finansial, by mr. Herri Santoso, Dr. dan mr. Misdiyono, Dr. dan Ekonomi Bisnis & Finansial, by ms. Suzanna L. Siregar dan mr. Wardoyo.
(sayang yah gak ada Eksyar, hehe )
Dua kuliah yang amat bikin saya selalu ngantuk, dimulai dari istilah-istilah sulit sampai mantengin kurva serta penjelasannya yang bikin saya nguap-nguap.
Hal yang terlalu membingungkan adalah:
1. Banyak sekali istilah dalam ekonomi --- khususnya konvensional (kalo seminar ekonomi syariah saya malah melek-melek aja tuh), dimulai dari ekonomi sendiri, finansial, akuntansi, capital market, opportunity cost, market share, stakeholder dan lain-lain. Maybe inilah kelebihan ekonomi sendiri, banyaaaak sekali istilah. (*___*)"
2. Kurva-kurva tentang permintaan dan penawaran, supply and demand, saya ingat saat kuliah kemarin, karena merasa bosan, tanpa sadar saya menguap sepanjang kuliah, astagfirullah, bener-bener deh ^^"
3. Dan banyak teori ekonomi konvensional yang bersifat kapitalis "disalahkan" di lingkungan ekonomi syariah. Bahwa untuk situasi permintaan dan penawaran tidak harus saling berkaitan, belakangan saya dengar juga dosen saya menyampaikan hal tersebut. Namun, kalau soal invisible hand, yang diteorikan oleh Adam Smith (bener ndak nih? Apa Bruce Willis? hihihi, yang bener emang Adam Smith ^^"v) saya betul-betul yakin bahwa Allah lah yang punya pengaruh dalam menentukan harga pasar
Anas RA, sehubungan dengan adanya kenaikan harga-harga barang di kota Madinah. Dalam hadits tersebut diriwayatkan sebagai berikut :
غلا السعر فسعر لنا رسول الله صلى الله عليه و سلم :
ان الله هو الخالق القابض الباسط الرازق المسعر وانى أرجوا أن ألقى ربى وليس أحد منكم يطلبنى بمظلمة ظلمتها اياه بدم ولا مال - رواه الدارمى
“Harga melambung pada zaman Rasulullah SAW. Orang-orang ketika itu mengajukan saran kepada Rasulullah dengan berkata: “ya Rasulullah hendaklah engkau menetukan harga”. Rasulullah SAW. berkata:”Sesungguhnya Allah-lah yang menetukan harga, yang menahan dan melapangkan dan memberi rezeki. Sangat aku harapkan bahwa kelak aku menemui Allah dalam keadaan tidak seorang pun dari kamu menuntutku tentang kezaliman dalam darah maupun harta.”
(Ad-Darimy, Sunan Ad-Darimy, Darul Fikri Beirut , tt., hlm 78)
4. Dan lain-lain, banyak hal dan saya menghindari kalau-kalau tertidur saat mengungkapkan kerumitan ekonomi.
Namun, keputusan sudah dibuat, harus dijalani, mau tak mau judul matrikulasi sudah mengatakan bahwa saya harus! harus belajar ekonomi, meski harus merangkak-rangkak (idih bahasanya, hihihi :D)