IT : Must be Muslim's Power
Ini dia, topik hangat yang harus saya bahas dan selesaikan malam ini, sungguh, setelah saya sampaikan saya lebih berharap kita paham apa yang terjadi di dunia ini, secara keseluruhan.
Seperti sebuah pohon dengan penuh sarang laba-laba, penuh sekali, bahkan tanpa sadar bisa jadi muslim terkena racun para laba-laba (baca : zionis), dan mereka sedang menertawakan kita dengan perasaan angkuh berkata "saya menguasai seluruh informasi di dunia".
Sebentar,
Agaknya saya terlalu terburu-buru dengan penjelasan yang malah membuat binggung. Mari saya coba perjelas:
- Pertama, anda semua tahu apa itu "cloud computing"? Bahasa keren yang agak aneh, namun ini sedang berkembang di masyarakat IT. Cloud Computing yang diartikan langsung menjadi Komputasi Awan, dimana data kita tersimpan di sebuah tempat sebagai pusat layanan data yang memberikan akses penuh kepada kita sebagai anggota atau konsumen pemakai aplikasi, platform atau interface dari vendor. Sebenarnya istilah Cloud Computing sendiri baru merebak beberapa tahun belakangan ini, merebak dari sisi efektifitas dan efisiensi dari pemakaian sumber daya IT. Maksudnya "Yang dibayarkan adalah yang dipakai" Tapi tanpa sadar kita sudah memakai yang namanya Cloud Computing sejak dahulu kala, sebut saja Friendster, Yahoo mail, Gmail, Blogspot - Wordpress dan kawan-kawan, Twitter dan juga yang lainnya. Supaya jelas, kita bertanya, dimana data yang kita simpan dari beberapa aplikasi dalam internet yang barusan disebut? Yaaaa, di pusat data perusahaan. Itu berarti kita memakai sebuah aplikasi, baik yang gratis maupun berbayar, dengan menyimpan data kita.
- Kedua, anda tahu seperti apa dunia IT yang berkembang, maksud saya dunia hitam IT dengan segala macam bentuk dari aktivitas-aktivitas pembobolan yang dilakukan oleh orang-orang tak bertanggung jawab (baca : penjahat dunia maya), maka hal ini sangat berkembang, pernah lihat situs gunadarma (kampus saya) yang tidak bisa diakses malah menampilkan gambar yang tidak sopan saat dibuka? maka -- inilah salah satu contohnya. Ada penjahat maka ada pula polisi, beberapa hacker (kalo yang jahat namanya cracker) pun menjadi pelindung dari situs-situs yang diserang. Apa yang dicari para cracker? Sedikit dan biasanya pemula yang hanya mencari sensasi dan kepuasan atas sebuah pembobolan, berapa bagian besar lainnya mencari uang dari pembobolan rekening bank atau bursa saham, beberapa merusak basis data organisasi baik perusahaan dan pemerintahan dengan alih kejahatan.
- Ketiga, mengapa saya membuat judul posting kali ini adalah "IT harusnya menjadi salah satu kekuatan Muslim"? Karena inilah salah satu yang harus kita kuasai saat ini, mau dengar cerita, ayo simak beberapa hal berikut ini:
- Israel Dibombardir 44 Juta Serangan Cyberhttp://idsirtii.or.id | Published November 19, 2012
Jakarta – Serangan brutal Israel di jalur Gaza yang menewaskan korban dari kalangan sipil menuai kecaman dari dunia internasional. Tak terkecuali sejumlah hacker yang bersatu memborbardir negara zionis itu.
Dilaporkan, sedikitnya 44 juta kali upaya serangan cyber telah menyerbu situs pemerintahan Israel. Menteri Keuangan Israel Yuval Steinitz menyatakan pemerintahannya kini menghadapi medan perang kedua di dunia maya.
“Divisi komputer kementerian akan terus memblokir jutaan serangan cyber tersebut. Kami menikmati buah investasi kami dalam mengembangkan sistem pertahanan komputer,” kata Steinitz .
Ia mengklaim, semua serangan berhasil dipatahkan dan tidak menimbulkan kerugian yang serius. Namun Steinitz tidak mengatakan siapa saja yang melakukan serangan cyber.
Juru bicara kementerian menyatakan meskipun serangan itu berasal dari berbagai penjuru dunia, kebanyakan berasal dari Palestina dan Israel sendiri.
Kemungkinan besar, salah satu pelakunya adalah Anonymous. Kelompok hacker terkenal ini mengklaim telah merusak database hampir 700 website Israel, termasuk Bank of Jerusalem. Situs Kementerian Luar Negeri Israel juga sempat down.
“Perang ini bertempat di tiga medan. Yang pertama perang fisik, kedua di dunia media sosial dan ketiga di dunia cyber,” kata Carmela Avner, Chief Information Officer Israel yang detikINET kutip dari Reuters, Senin (19/11/2012).
Bahwa perang Gaza kemarin tak hanya melibatkan fisik, namun perang cyber juga. Andaikan Israel tidak dapat memindahkan akses pusat data mereka ke tempat lain, maka seluruh data penting dari kepemerintahan, perbankan, militer dan lainnya dapat diporak-porandakan oleh para penyerang situs. Kerugian? Jangan tanya, untuk sebuah perusahaan, sumber daya IT merupakan investasi jangka panjang yang mengeluarkan dana yang besar.
Sudah mulai paham dengan alur pemikiran saya? Jika belum, ayo kita lanjutkan pembahasan.
Sudah mulai paham dengan alur pemikiran saya? Jika belum, ayo kita lanjutkan pembahasan.
- Dengan maraknya penggunaan social media yang juga merupakan cloud computing sebenarnya memudahkan pelacak (intelijen) untuk mengetahui data-data yang kita punyai, lokasi kita berada dan segala hal yang kita simpan (dalam bentuk posting tulisan, foto, kalimat percakapan hingga kata-kata terkecil) hingga yang berkaitan dengannya.
- Untuk setiap data yang disimpan, akan disimpan sebagai data oleh aplikasi seperti Yahoo atau Facebook di pusat data, lengkap dengan history (sejarah pemakaian data, termasuk update).
- Bagaimana dengan kerahasiaan data, bukankah ada data yang dapat di-privatisasi oleh pengguna dan penyedia aplikasi seharusnya menghormati ketentuan sesuai dengan peraturan awal aplikasi tersebut? Hmm, untuk masalah ini, sebagai perusahaan luar negeri. Yahoo dan Facebook, juga Google berada di AS, dan hukum yang berlaku pada aplikasi adalah hukum negara tempat perusahaan berlokasi. Dengan itu, hukum menyebutkan bahwa, "Untuk penyelidikan, data boleh diakses dengan cara apapun." See, data kita bisa jadi diporak-porandakan haknya atas privatisasinya, lagipula apabila data bermasalah, kita tak bisa berbuat apapun karena fisik data berada di negeri yang jauh.
- Pernahkah anda berfikir, apa mungkin Zionis Israel menyelidiki tentang Islam atau yang mereka klaim sebagai teroris melalui data yang berada di dunia maya? Bisa jadi! Dengan jutaan data di Facebook? Atau Google, bahkan Yahoo Mail? (Apaaa?!!!) Contohnya saja diberitakan sebagai pengembang teknologi komputer yang canggih, Israel mempunyai basis data yang sangat tangguh, dimana mereka sendiri yang mendidik para praktisi IT dari bangsa Yahudi sendiri dan menggunakan mereka di dalam perusahaan mereka sendiri (aseli, ini bikin pertahanan mereka sangat kuat dengan memakai barisan sesama Yahudi --- satu misi satu darah keturunan), mereka pun tak hanya mengembangkan pertahanan mereka dalam bidang IT, namun menyediakan layanan pembuatan aplikasi kepada bangsa lain, termasuk Indonesia, tilik punya tilik, ditilik dari sumber berita disini bahwa Telkomsel membeli aplikasi buatan Israel, Amdocs. Yaa, Telkomsel, anak perusahaan Telkom yang menjadi salah satu provider andalan di Indonesia. Apa yang salah? Coba simak lagi berita di bawah ini:
INILAH.COM, Jakarta – Israel adalah negara yang kemampuan intelejen elektroniknya terbaik di dunia. Melalui microchip trapdoor yang dipasang di dalam perangkat lunak, negara ini mampu menebus data-data penting suatu negara. Apakah perangkat lunak Amdocs yang dibeli Telkomsel memakai trapdoor?
Gordon Thomas, seorang wartawan kawakan yang menulis buku berjudul Gideon’s Spies: The Secret History of The Mossad, mengungkapkan, negara Zionis Israel berhasil membuat satu program yang bisa mengetahui lalu lintas uang haram dan mendeteksi pelaku terorisme.Memangnya bisa sebuah chip ditanam pada perangkat lunak? Ya bisa saja, kita tepatnya tidak paham bagaimana cara kerjanya. Yang pasti untuk chip digital digunakan dengan memakai alur instruksi pada program untuk mengakses data tanpa diketahui pemilik data. Sedangkan untuk embed microchip (yang ditanam pada sebuah hardware, lengkap dengan processor, port input dan port output dan dapat mengirim data dalam ukuran lumayan besar, walaupun mikrochip ini berukuran semakin kecil) biasanya disertakan pada hardware yang sekaligus dibeli dalam satu paket.
Sepintas program ini sangat membantu suatu negara untuk memerangi kejahatan terorganisir. Tapi, jangan terkecoh. Di dalam program ini telah dipasangi apa yang disebut dalam dunia teknologi informasi sebagai lubang suatu program atau pintu jebakan (microchip trapdoor).
Pintu jebakan, berupa microchip, ini akan bekerja dengan mengirimkan informasi kepada pusat data Mossad, tanpa terdeteksi pengguna atau pemilik program.
Untuk mengelabui pembeli yang biasanya adalah negara atau otoritas keamanan suatu negara, Israel mendirikan suatu perusahaan komersial yang bertindak sebagai penjual. Perusahaan ini dibuat sedemikian rupa sepaya tidak terlihat kaitannya dengan Mossad.
Nama perusahaan boneka itu adalah Degem Computers Ltd, bermarkas di Tel Aviv. Perusahaan inilah yang menjual program antipencucian uang itu ke Rusia, Inggris, Kanada, Korea Selatan, Jordania, negara-negara Amerika Selatan, dan negara-negara di Afrika.
Karena Jordania membeli program antipencucian uang ini, maka Mossad selalu mengetahui jadwal dan kegiatan Yasser Arafat. Sebab Arafat selalu melaporkan kegiatannya ke Jordania.
Nah.. apakah Amdocs adalah perusahaan boneka Mossad? Apakah program Amdocs yang dibeli Telkomsel dipasangi pintu jebakan? Tidak ada yang bisa memastikan. Tapi yang jelas, perusahaan ini induknya berlokasi di Israel. Dan, melihat reputasi Israel yang bisa menggunakan banyak cara untuk mendapatkan informasi, terbuka peluang Amdocs dan program yang dijual ke banyak negara, termasuk Amerika, memiliki pintu jebakan yang bisa mengirim informasi ke Israel.
Inilah dunia, inilah yang terbantahkan awalnya, saat inilah harus kita sadari, bangun kemampuan IT sebagai kekuatan muslim dalam memperbaiki dunia.
To be Continued, keep AWAKE!!!