Perbedaan “Iya!” dan “Nanti dulu!”



What I am going to tell you?! Kali ini saya hanya ingin berbagi pengalaman tentang dua sisi yang lama saya perhatikan. Bukan ghibah (mengunjing/ bergosip/ melecehkan) sesiapapun, namun hanya ingin berbagi analisa terhadap apa yang saya perhatikan selama ini.

Lama saya bertanya, “mengapa ada anak yang patuh?”, tapi juga “mengapa ada anak yang begitu sulit untuk patuh!”

Misalkan saja, untuk meminta membeli garam di warung. Sang ibu hanya bisa mengalah dan melanjutkan pekerjaan ketika anaknya tak beranjak dari tempatnya. Namun, saya pernah mendengar seorang anak dengan senang hati berkata, “mari tante saya belikan!” dan langsung bergegas pergi. What a different?!

Apa sebab yang membuat anak begitu malas, atau begitu pendengar dan patuh? Sedikit dua cerita singkat yang menjadi bahan analisa saya:


Pertama, saat sang ayah pulang dari masjid sehabis shalat Ashar, “Yang, bikini kopi dong!”, jawaban yang terdengar,”nanti dulu yah! Capek nih habis begini bla … bla … bla …”, ayah bersungut namun tetap diam, dan si kesayangan (ibu) tetap terlena dalam istirahatnya, di samping anak-anaknya.
Kedua, saat sang ayah bangun dari tidurnya duduk menemani tamu, seketika dipanggil istrinya “bikinin kopi ya!” setelah istri beranjak pergi ke dapur kemudian sang anak lewat, kini ayahnya bertanya pada si anak “sudah shalat ashar?” sang anak menggeleng, dan kemudian kembali ke dalam rumah untuk melaksanaan titah sang ayah “Ayo shalat dulu!”.
Dua hal ini pernah terjadi di depan mata saya, saya memang suka memperhatikan sekeliling namun tak menyangka akan mendapatkan hasil pengamatan yang seperti ini.

Coba anda bayangkan apa yang terjadi jika anak dari cerita pertama diminta orangtuanya untuk mengerjakan sesuatu? Di saat mood sang anak kurang begitu baik. Kemungkinan terbesar yang terjadi adalah anak tidak mau diminta bantuan apapun oleh orangtuanya. Dan juga, orangtua pun banyak tidak sadar dengan hal ini.

Banyak orangtua bertanya, “mengapa anak saya tidak patuh?” atau “malas?” atau hal buruk lainnya? Jika bisa disarankan, dan alangkah baik dilakukan, perhatikan diri wahai orangtua, madrasah pertama  anak adalah anda berdua, Abi dan Umi.

Sedikit saja, semoga bermanfaat.