Gemas dengan Perokok . . . (part 1)

Paling gemes sama yang gak tau diri merokok sembarangan . . . .

Ini sudah jadi masalah berat yang sangat menggangu ketika ada yang merokok.

Lebih jadi masalah, ketika yang merokok bukan orang sembarangan, tapi teladan...

Ayah/ ibu, guru/ dosen, maupun orang terkenal dengan bijaknya, tak bisa menghindar dari virus ini...


Ditenggarai bahwa rokok sendiri punya dopamin yang berefek 'bodo amat' jika sedang merokok.

Pernah lihat orang merokok yang tidak bisa dibilangin?

Banyak Kan!

Cerita punya saya:

Mahasiswa Teknik Arsitektur tingkat II asyik masyuk ngerokok di koridor kampus XX sehingga saya tegur.

Teguran pertama mereka nurut dengan mematikan rokok dan membuangnya ke tong sampah. Sisa rokok (yang saya baru diambil 1 batang dan sisa 11 batang saya mandikan bersama bungkusnya, biar wangian diikit!) dan dua korek gas.

Ketika beberapa menit (kayaknya gak sampai 5 menit sudah ada yang merokok lagi di tempat yang sama, amuk lah say...!

" Kamu! ******************* sensor ya!" ahahaha (:D)

Akhirnya saya ambil kartu studi yang amat keramat, hanya dengan kartu itulah mereka dianggap sah sebagai pengikut ujian. Nah loooh...

Beberapa menit setelah penyitaan kartu studi tersebut saya kembali lagi, memanggil si tersangka dan meminta anak-anak sekoridor untuk diam.

"Kamu! Mau Kartu Studimu?" tanya saya

"Mau bu!"

"Ok, kamu teriak 3 kali sambil jalan ke arah sana bilang "tidak boleh merokok di ruanga (koridor) ini!"

Muka pucat mahasiswa, *malu

"Cepat, mau Kartu Studi mu apa gak?!!!"

Dan mahasiswa tersebut teriak 3 kali dengan sorakan teman-temannya.

++ Ini salah satu cara yang menurut saya lebih tokcer dibanding marah-marah doang, secra mereka adalah peranakan (bahasanyaaaa) teknik. Jadi mau yang marahin sampai busa-busa ato guling-guling mereka susah perdulu, kuping badak istilahnya...

Nyatanya, setelah ujian masih ada juga yang merokok dengan santainya ditempat yang sama.

Saya rasa tidk hanya mahasiswa yang diperbaiki mindset tentang rokok.

Sebab yang tua juga tunggu KAPOK dulu baru berhenti merokok.

Contoh paling banyak adalah masalah kesehatan, ayo dong lebih bijak!